Ekonomi Indonesia menunjukkan daya tahan kuat meskipun menghadapi tekanan global. Dukungan konsumsi, ekspor, dan inflasi terkendali menjadi kunci stabilitas ekonomi nasional.
Ketahanan Ekonomi Indonesia di Mata Pemerintah
Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan bahwa ekonomi Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang mengesankan di tengah gejolak global.
Menurut Purbaya, meskipun beberapa negara menghadapi tekanan eksternal seperti tarif perdagangan dan resiko global lainnya, Indonesia masih tergolong sebagai negara yang resilien dalam menghadapi tantangan tersebut.
Tren Pertumbuhan & Komponen Penggerak Utama
Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa pada kuartal II 2025, ekonomi Indonesia tumbuh 5,12 persen. Dorongan utama pertumbuhan tersebut datang dari konsumsi rumah tangga yang meningkat sebesar ±5 persen serta investasi yang tumbuh sekitar 6,99 persen. Selain itu, sektor manufaktur menunjukkan pemulihan kuat dengan pertumbuhan 5,68 persen, menjadikannya salah satu kontributor besar bagi perekonomian.
Sementara itu, pertumbuhan ekspor juga memberikan dukungan signifikan. Berdasarkan data Bea & Cukai per Agustus 2025, ekspor Indonesia tumbuh 7,8 persen secara tahunan. Sektor industri pengolahan dan hilirisasi komoditas mineral—termasuk nikel dan tembaga—menjadi motor utama ekspor.
Dari sisi stabilitas harga, inflasi hingga Agustus 2025 tercatat pada angka 2,31 persen (year on year), yang berada dalam kisaran ideal 1–3 persen. Menurut Purbaya, inflasi yang terlalu rendah bisa menjadi sinyal lemahnya permintaan domestik, sedangkan inflasi tinggi bisa menekan daya beli masyarakat.
Strategi Sinergi Kebijakan Fiskal dan Moneter
Purbaya menekankan bahwa keberhasilan menjaga momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak lepas dari sinergi kebijakan fiskal dan moneter.
Salah satu kebijakan penting adalah penurunan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin yang dilakukan oleh Bank Indonesia. Penurunan ini bertujuan memberi ruang bagi pertumbuhan konsumsi dan investasi.
Tantangan dan Prospek Ke Depan
Tetapi di sisi lain, dengan permintaan domestik yang kuat, ekspor yang solid, dan kebijakan makro yang terjaga, prospek ekonomi Indonesia ke depan dipandang positif. Pemerintah optimis bahwa realisasi pertumbuhan bisa melampaui proyeksi 4,8 persen yang telah ditetapkan. Bahkan Purbaya menyampaikan keyakinannya bahwa Indonesia memiliki potensi untuk mencapai laju pertumbuhan yang lebih tinggi, terutama jika momentum global mendukung.
Penutup
Ekonomi Indonesia menunjukkan resilien yang kuat meskipun dalam situasi global yang penuh ketidakpastian. Dengan kombinasi pertumbuhan konsumsi, ekspor, dan inflasi yang stabil, didukung oleh sinergi kebijakan fiskal dan moneter, landasan pertumbuhan ke depan pun semakin kokoh. Meski tantangan masih ada, momentum positif yang telah terbentuk memberikan harapan bahwa ekonomi Indonesia akan terus tumbuh lebih baik.